Legenda Putri Duyung

L
|
egenda Duyung, Makhluk Setengah Manusia Setengah
IkanSelama ribuan tahun duyung telah menjadi legenda. Dipercaya sebagai
perwujudan makhluk setengah ikan setengah manusia.Dari belahan bumi barat
hingga timur, utara dan selatan.Kisah-kisah duyung mewarnai khazanah mitologi
dan misteri dari lautan.Berdasarkan legenda duyung adalah makhluk air yang
setengah tubuhnya manusia dan setengah lagi ikan.Bagian pinggang ke atas
biasanya berbentuk tubuh perempuan cantik dan pinggang ke bawah tertutup sisik
seperti ekor ikan besar. Kisah mengenai duyung ini hampir sama atau serupa di
belahan bumi mana pun, karena itu ia menjadi klegenda yang universal.
Ditinjau dari mitologi Yunani, duyung
dipercaya sebagai si cantik penggoda pelaut. Siapa yang tergoda rayuan sang
duyung ia akan menemui ajalnya. Namun masyarakat Babilonia menganggap duyung
sebagai dewa laut yang disebut sebagai Ea atau Oannes. Namun duyung ini adalah
jantan.Mitologi kuno lain (Yunani dan Romawi) juga menyebut bahwa duyung adalah
makhluk yang menyertai dewa-dewa laut semacam Poseidon, Neptune dan Triton.
Duyung-duyung ini umumnya berupa makhluk bertubuh perempuan dengan paras cantik
jelita, berdada montok, bercahaya, namun dari pinggang ke bawahnya seperti ekor
ikan.Duyung pertama kali muncul dalam mitologi di Assyria (1000 SM).
Atargatis, ibu dari ratu Assyria,
Semiramis, adalah dewi yang mencintai seorang gembala namun kemudian ia
membunuhnya karena cintanya ditolak. Merasa malu ia melompat ke dalam danau dan
berubah menjadi ikan. Dalam transformasi menebus malu ia berubah menjadi
duyung.Lalu pada masa 500 SM, kisah duyung terdengar lagi dari seorang filsuf
dari Ionia (wilayah Yunani) bernama Anaximander. Ia berpendapat bahwa manusia
berasal dari satu spesies hewan air. Teori ini kemudian disebut sebagai evolusi
hewan air ke manusia.Pendapatnya ini di-anggap sebagai pembenaran bahwa duyung
adalah hewan air yang sedang berevolusi menjadi manusia.Begitu populernya
duyung ini, sehingga tercantum dalam perkamen dan naskah-naskah tua. Bahwa
dalam catatan Alexander the Great, sang penguasa Macedonia, (356-323 SM) kisah
duyung juga terselip di sana. Saudara perempuan Alexander bernama Thessalonike
disebutkan berubah menjadi duyung setelah kematiannya.
Legenda dan kisah duyung ini tersebar ke
mana-mana.
Dikisahkan oleh para pelaut dan penjelajah samudera.
Umumnya duyung
digambarkan sebagai perempuan cantik berekor ikan, berambut panjang, bersuara
merdu, suka berjemur di karang dan tepi pantai.
Namun tak ada bukti pasti
mengenai eksistensinya.
Kecuali pertinggal dalam bentuk sketsa kuno dan
tergambar di mata uang kaum Corinthian (Yunani).
Namun ada sebuah buku bertahun
1718 yang terbit di Amsterdam Belanda, yang mengupas soal kehidupan aneka satwa
di Samudera Hindia.Buku ini dilengkapi artikel deskripsi, aneka sketsa dan
gambar. Dalam buku ini ada satu catatan detail soal duyung:“Ada monster
berwujud wanita setengah ikan, tertangkap di perairan Amboyna (gugus kepulauan
Maluku, Indonesia).
Berdasarkan pengukuran memiliki tubuh sepanjang 59 inci
(147,5 cm), bentuknya mirip belut laut (moa).
Makhluk ini hanya bertahan hidup
selama 103 jam (4,5 hari) setelah ditangkap, dan mati di akuarium. Selama
pengurungan diberi makan ikan-ikan kecil dan hasil laut lainnya, namun ia tidak
merespons makanan tersebut.
”Agaknya duyung memang masih
misteri.
Dipercaya ada, namun bukti yang terlihat sampai kini tak pernah pasti
soal wujud duyung yang ada legenda. Para ahli bahkan menyimpulkan bahwa
kemungkinan duyung itu adalah mamalia air yang dikenal sebagai dugong, manatee
dan sea cow (Sapi laut), yang disalahtafsir oleh pelaut masa lalu.
Dongeng
Duyung yang TersohorWalau sempat ditakuti oleh banyak pelaut, ternyata kisah
soal duyung justru menarik pula bagi anak-anak. Satu dongeng tentang duyung
yang terkenal adalah buah karya pendongeng dunia Hans Christian Andersen.
Karya Andersen yang berjudul “The Little
Mermaid (1836)” menjadi satu dongeng paling populer soal duyung dan sudah
diterjemahkan ke berbagai bahasa. Bahkan kisah ini sudah difilmkan dalam versi
kartun dengan judul yang sama oleh Walt Disne, namun dengan sedikit pengubahan
di bagian akhirnya.Versi asli Andersen, mengadaptasi kisah yang menjadi patron
tentang duyung yang selalu berakhir dengan kesengsaraan.
Berkisah soal duyung
yang terobsesi dengan kehidupan di darat dan tertarik pada seorang pangeran.
Untuk bisa berubah menjadi manusia ia harus rela kehilangan suaranya (bisu).
Namun setelah menjadi manusia, sang pangeran tak membalas cintanya karena ia
bisu. Akhirnya sang duyung tak bisa menikmati hidup dan berputus asa.
Ada banyak kisah duyung dari Jepang,
namun kisah yang satu ini berbasis pada legenda kuno 1.400 tahun lalu.Satu
kisah yang berasal dari kisah kepercayaan Shinto di Kota Fujinomiya dekat kaki
Gunung Fuji, Jepang.
Untuk mengenang dongeng Hans Christian
Andersen yang tersohor ini, patung Little Mermaid dibangun di pelabuhan di
Copenhagen, Denmark.
Patung itu menjadi icon kota pelabuhan itu. (berbagai
sumber).
Di salah satu Kuil Shinto di Fujinomiya
tersimpan sebuah mummi duyung setinggi 170 cm berusia 1.400 tahun.Ini merupakan
salah satu mumi duyung tertua dan terbesar yang kini masih tersimpan di Jepang.
Dari bentuknya mummi duyung
berpenampilan menyeramkan, berkepala besar, bundar, dan botak, hanya sejumput
rambut yang tumbuh di depan kepala sampai ke hidungnya.
Mata dan mulutnya
tampak terbuka.Ia memiliki sepasang tangan dengan kuku yang tajam (20 cm).
Setengah tubuh bagian atas menyerupai
manusia dan setengah bagian di bawah menyerupai ekor ikan.
Namun, struktur
tulangnya tidak diketahui pasti bagaimana bentuknya karena belum pernah
diteliti.
Legenda mengenai duyung monster ini
muncul pada masa Putra Mahkota Jepang Shotoku (Shotoku Taishi) di tahun 574-622
Masehi.
Saat itu Shotoku berjalan melintas tepian Danau Biwa.
Saat ia menyepi
tiba-tiba muncul sesosok monster dari dalam danau yang berseru pada Shotoku
bahwa ia adalah seorang nelayan yang dikutuk menjadi monster duyung bertubuh
setengah orang setengah ikan, karena perbuatan di masa lalunya yang sering
membunuh hewan untuk disantap.
Ia mengaku baru memahami kekeliruannya
dan berharap agar ia menjadi peringatan bagi seluruh manusia agar tidak
melakukan pembunuhan terhadap satwa.
Pesan ini disampikan untuk dunia di masa
depan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nama :
Umur :